Sembahyang Ke Pura Puncak Mentik

Sebagai gambaran, Bukit Mentik diyakini sebagai sebuah tempat yang semula lokasinya dalam dan curam, kemudian tertimbun secara bertahap dan terus-menerus sehingga muncul seolah-olah seperti bukit. Selain itu, di sekitar lokasi pura juga terdapat banyak anak gunung (bukit).

Di Pura Bukit Mentik terdapat enam buah meru tumpang tiga yang berada di sebelah kiri dan kanan meru tumpang lima, merupakan palinggih utama di Pura Bukit Mentik. Pada meru tumpang lima sebagai stana Ida I Ratu Ayu Sakti Sembah Suun atau manifestasi Tuhan sebagai Wisnu yang dapat memotivasi umat manusia bahwa air sebagai pelindung, pemelihara hidup dan kehidupan semua makhluk hidup di bumi ini.

Menjadi pengempon atau penyungsung Pura Bukit Mentik sampai dengan sekarang ini 621 KK. Terdiri dari krama ageng dan krama alit, di mana sebagian besar krama pengempon-nya adalah krama Desa Batur, tetapi ada juga pengempon yang berasal dari luar wilayah Desa Batur seperti Denpasar, Gianyar, Singaraja dan Karangasem.

Di Meru Tumpang Lima itu dipuja Dewa Danuh yang di Pura Bukit Mentik disebut Ida Ratu Ayu Sembah Suun. Demikian Jero Mangku Jenaka atau Jero Mangku Pupul menjelaskan. Dua Meru Tumpang Tiga di sebelah kiri Meru Tumpang Lima pelinggih utama di Pura Bukit Mentik itu adalah sebagai stana Ida Ratu Maduwe Gumi dan Ida Ratu Maduwe Gama. Dua Meru Tumpang Tiga di sisi kiri Pelinggih Utama Meru Tumpang
Tiga ini memberikan suatu visualisasi untuk memotivasi umat Hindu agar menumbuhkan keyakinan bahwa Tuhan itulah yang memiliki bumi yang diciptakan-Nya. Ini juga sebagai tempat umat manusia hidup dan mengembangkan kehidupannya mewujudkan cita-citanya.

Meru Tumpang Lima stana Dewi Danu yang diberi sebutan Ida Ratu Ayu Sembah Suun tiada lain adalah pemujaan Tuhan yang bercorak Waisnawa untuk memotivasi umat manusia memahami bahwa air sebagai pelindung dan pemelihara hidup dan kehidupan semua makhluk hidup di bumi ini. Air sebagai Ratna Permata Bumi adalah ciptaan Tuhan yang merupakan unsur mutlak harus ada dengan kuantitas dan kualitas yang memadai di setiap pemukiman. Hal ini dinyatakan dalam Chanakya Nitisastra 1.9.

Demikian juga di dalam pemelihara dan perlindungan mata air seperti danau dan sungai ciptaan Tuhan itu merupakan salah satu unsur Sad Kerti yang wajib untuk melindungi bagi manusia yang mendambakan hidup sejahtera. Air akan selalu ada dan terus eksis memberikan hidup dan kehidupan umat manusia apabila bumi yang juga ciptaan Tuhan dipelihara dengan baik sebagai suatu wujud bakti pada Tuhan.

Pedoman untuk memelihara bumi sumber air itu, Tuhan telah menurunkan dharma. Nampaknya konsep hidup dalam memuja Tuhan seperti itulah yang divisualisasikan secara sakral di Pura Bukit Mentik di dekat Danau Batur, Kintamani. Di depan Meru Tumpang Lima terdapat Balai Pesamuan sebagai media yang memvisualisasikan saat Ida Ratu Ayu di Meru Tumpang Lima itu tedun menerima persembahan umat saat ada upacara umum setiap hari raya keagamaan Hindu dan terutama saat ada upacara Pujawali.

Ini artinya saat Ida Ratu Sembah Suhun di alam Suksma atau Sunia Loka disimbolkan berstana di Meru Tumpang Lima. Sedangkan saat beliau ke bumi di alam Wahya dilukiskan di Pelinggih Balai Pesamuan. Karena itu upacara Masineb atau Ngeluhur beliau kembali di Pelinggih Meru Tumpang Lima. Karena Meru itu lambang Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit.

Tumpang-tumpang Meru pinaka uriping bhuwana muah patalaing bhuwana. Artinya tumpang-tumpang Meru itu lambang jiwa alam semesta dan juga lambang lapisan alam semesta. Bumi adalah alam yang paling dekat dengan manusia. Bumi ini akan menjadi tempat hidup untuk mengembangkan kehidupan mulia apabila dipelihara dengan spiritual agama sabda Tuhan dan ilmu hasil pengembangan para ahli seperti para Resi.

Oleh karena itu ada Meru Tumpang Tiga di sebelah kiri Meru Tumpang Lima sebagai stana Ida Ratu Maduwe Gama. Ini berarti untuk menata bumi ini hendaknya didasarkan pada petunjuk-petunjuk agama yang dikembangkan menjadi berbagai ilmu oleh para Vipra atau orang-orang bijaksana. Kalau dua hal itu terpadu maka perbukitan yang ada di sekitar Gunung Batur itu akan tumbuh menjadi sumber pengembangan kesejahteraan hidup masyarakat sekitar.